Ketika seorang suami menggunakan sabu, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri tetapi juga oleh keluarga, terutama istri dan anak-anak. Sabu, atau metamfetamin, adalah narkoba jenis stimulan yang sangat adiktif dan memiliki efek merusak baik secara fisik, mental, maupun sosial. Artikel ini akan membahas efek dari suami pemakai sabu dan bagaimana hal ini memengaruhi keluarga.
Efek Sabu pada Pengguna
Penggunaan sabu menyebabkan berbagai efek buruk pada tubuh dan pikiran pengguna. Berikut beberapa dampaknya:
1. Kerusakan Fisik
- Penurunan Berat Badan Drastis: Sabu meningkatkan metabolisme secara tidak normal, sehingga menyebabkan penurunan berat badan yang ekstrem.
- Kerusakan Gigi: Penggunaan sabu dapat menyebabkan “meth mouth,” yaitu kerusakan gigi dan gusi yang parah.
- Masalah Jantung: Peningkatan denyut jantung dan tekanan darah dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
2. Gangguan Mental
- Paranoia dan Halusinasi: Sabu sering kali menyebabkan pengguna merasa cemas berlebihan, mendengar suara, atau melihat hal yang tidak nyata.
- Depresi: Setelah efek sabu hilang, pengguna sering mengalami depresi yang mendalam.
- Perilaku Agresif: Pengguna sabu cenderung mudah marah dan bertindak agresif, bahkan terhadap keluarga.
3. Ketergantungan
Sabu sangat adiktif, dan pengguna biasanya memerlukan dosis yang lebih tinggi seiring waktu. Ketergantungan ini membuat mereka sulit berhenti tanpa bantuan profesional.
Dampak pada Keluarga
Ketika seorang suami menggunakan sabu, efeknya dapat dirasakan oleh seluruh keluarga. Berikut beberapa dampak yang sering terjadi:
1. Gangguan Keharmonisan Rumah Tangga
Penggunaan sabu sering kali membuat suami kehilangan kendali atas emosinya, sehingga memicu konflik dalam rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga sering terjadi akibat perilaku agresif pengguna sabu.
2. Masalah Ekonomi
Ketergantungan sabu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Suami yang menggunakan sabu sering menghabiskan penghasilan untuk membeli narkoba, meninggalkan tanggung jawab finansial kepada istri.
3. Pengabaian Anak
Seorang ayah yang menggunakan sabu cenderung mengabaikan kebutuhan emosional dan fisik anak-anaknya. Hal ini dapat menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan tidak aman.
4. Stigma Sosial
Keluarga pengguna sabu sering kali menghadapi stigma dari masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan tekanan mental bagi istri dan anak-anak.
Cara Menghadapi Suami Pemakai Sabu
Jika Anda menghadapi situasi ini, penting untuk mengambil langkah-langkah yang tepat demi keselamatan dan kesejahteraan keluarga:
1. Cari Bantuan Profesional
Menghubungi pusat rehabilitasi narkoba adalah langkah pertama yang penting. Rehabilitasi dapat membantu suami untuk berhenti menggunakan sabu dan memulai pemulihan.
2. Bangun Sistem Dukungan
Carilah dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok pendukung yang memahami situasi Anda. Mereka dapat memberikan bantuan emosional dan saran praktis.
3. Lindungi Diri dan Anak-anak
Jika suami menjadi agresif atau berbahaya, prioritaskan keselamatan Anda dan anak-anak. Jangan ragu untuk mencari perlindungan hukum jika diperlukan.
4. Edukasi tentang Bahaya Narkoba
Pahami efek dan bahaya sabu agar Anda dapat membantu suami menyadari dampak buruknya. Gunakan pendekatan yang empati untuk membujuknya agar berhenti.
Kesimpulan
Efek suami pemakai sabu sangat merugikan, baik bagi dirinya sendiri maupun keluarga. Penting untuk segera mencari bantuan profesional dan membangun sistem dukungan untuk menghadapi situasi ini. Jangan ragu untuk melibatkan pihak berwenang jika diperlukan demi menjaga keselamatan dan kesejahteraan keluarga.

Gali Ega merupakan praktisi di bidang rehabilitasi narkoba. Berpengalaman lebih dari 4 tahun sebagai staff rehabilitasi narkoba. Aktif menulis mengenai mental health, NAPZA, antisipasi dan perawatan korban pecandu narkoba.




